Pondok pesantren Raudlatut Thalibin
dimulai pembangunannya
pada tanggal 20 Agustus 1983, dan selesai pada tanggal 24 Mei 1984. hal ini
bertepatan pada tanggal 21 Sya’ban 1404 H, awal mulanya pendirian pondok ini
adalah inisiatif dari seorang Kyai yang mengisi pengajian setiap hari ahad pagi
di Masjid Kauman Semarang, beliau
adalah K.H. Abdul Hamid Kendal. Beliau menyarankan supaya di daerah Tugurejo
didirikan suatu pondok pesantren yang menampung anak-anak di Tugurejo dalam
belajar agama islam, dengan pinpinan pondok adalah
K.H. Zainal Asyikin.
Faktor
lain yang ikut mendukung berdirinya pondok
tersebut adalah sifat kedermawanan dari penduduk Tugurejo yang mau mewakafkan
tanahnya seperti yang dilakukan oleh Ibu Halimah, Ibu Ji’ronah, Ibu Hj.
Qomariyah dan Bpk. H. Abdul Qodir.
Selain itu juga kedermawanan dari Ibu Hj. Khodijah yang menanggung
seluruh biaya dari pondok pesantren selama dibangun sampai selesai. Dengan
bangunan pondok yang telah jadi dengan berukuran panjang 28, 70 m, lebar 10 m
dan tinggi 6 m yang terletak diatas tanah yang telah diwakafkan tersebut dengan
nama pondok pesantren “ RAUDLATUT THALIBIN ”.
Disamping itu juga banyak dermawan yang
ikut membantu demi kelancaran pembangunan pondok pesantren seperti Ibu. Hj.
Rochman, Bpk. Umar Semarang, Bpk. H. Mashur Semarang, Bpk. Saidin, Bpk. Agus
Sunaidi, Ibu Kusni dan juga partisipasi dari warga masyarakat Tugurejo. Dengan
adanya kerjasama yang baik, maka pondok tersebut dapat selesai. Awal mulanya
pendirian pondok pesantren tersebut diperuntukan bagi
anak-anak siswa SLTP 06 Hasanuddin yang orang tuanya tidak mampu, selain itu
juga tujuan pondok untuk mengembangkan agama islam di Tugurejo cepat berkembang
dan memiliki keberadaan yang luas.
Semula anak yang belajar hanya sekitar 25
orang selama satu tahun, semuanya adalah anak-anak desa Tugurejo dan
sekitarnya. Dengan harapan anak-anak tersebut dapat mempelajari agama dengan
baik dan diterapkan di Tugurejo demi kemajuan desa tersebut, siswa (santri)
yang setiap paginya mengikuti pelajaran di sekolah pada sore dan malamnya
mereka mengikuti pelajaran yang ada di pondok.
Akan tetapi setelah mengalami perkembangan, pondok tidak lagi ditempati
oleh siswa SLTP 06 Hasanuddin akan tetapi oleh para mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang. Hal ini karena letak
pondok yang strategis tidak jauh dari kampus dimana mereka kuliah dan mudah
terjangkau oleh transportasi yang ada. Sehingga disamping pada pagi hari mereka
mencari ilmu di kampus mereka,
pada malam harinya mengikuti pengajian yang ada di dalam pondok.
2.
Letak Geografis
Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin tugurejo
memiliki letak sebagai berikut
:
Luas : 1. 200 m²
Panjang : 300 m²
Lebar : 400 m²
Ukuran
gedung:
Panjang : 28,70 m²
Lebar :10 m²
Tinggi : 6 m²
Batas-batas:
Batas Utara : Tanah milik H. M. Abdul Kodir bin Muchtar
Batas Timur : Tanah milik Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin
Batas Selatan : Tanah milik H. Mustaghfirin bin Hj.
Qomariyah